Komunikasi dalam Organisasi
Komunikasi dalam organisasi dapat menentukan efektif atau tidaknya penyampaian pesan atau perintah antar
anggota organisasi, baik antara atasan dengan bawahan (downward communication),
bawahan dengan atasan (upward communication), maupun antar anggota yang
jabatannya setaraf (lateral communication).
Secara sederhana, komunikasi
adalah proses penyampaian atau transfer dan pemahaman suatu pengertian
(meaning). Jadi dalam berkomunikasi, kita menyampaikan pesan yang ada pada kita
kepada orang lain.
Proses berkomunikasi dimulai dari
adanya pesan yang akan disampaikan oleh pengirim, kemudian ditransfer melalui
suatu channel (saluran), kemudian diterima oleh penerima.
komunikasi secara interpersonal:
Komunikasi secara interpersonal
dapat dilakukan secara oral (komunikasi secara langsung), secara tertulis
(misalnya melalui email, surat, memo, dan sebagainya),serta secara nonverbal
(misalnya tersenyum, ekspresi marah, dan sebagainya).
Komunikasi
dalam Organisasi
Terdapat dua bentuk, yaitu: Pertama,
formal Small-Group Network, yaitu jaringan komunikasi secara formal di dalam
kelompok kecil di dalam organisasi. Secara umum, bentuk komunikasi ini
terdiri dari tiga bentuk, yaitu bentuk chain (rantai), wheel, dan all chain
(perpaduan dari chain dan wheel).
Kedua, The Grapevine, yaitu jaringan
komunikasi di dalam organisasi secara informal.
Hambatan
Komunikasi dalam Organisasi Secara Efektif
Berikut ini beberapa hambatan
dalam berkomunikasi secara efektif.
- Filtering, yaitu pengirim pesan memanipulasi informasi
sehingga informasi tersebut seakan-akan terlihat menguntungkan.
- Selective perception, yaitu penerima pesan dalam proses
komunikasi secara selektif melihat dan mendengar pesan tersebut
berdasarkan kebutuhan, motivasi, pengalaman, dan berbagai karakteristik
pribadinya.
- Information overload, yaitu informasi yang kita terima
melebihi kapasitas kita dalam memproses/mengolah informasi tersebut.
- Emotions, yaitu interpretasi yang berbeda terhadap
informasi saat kita sedang sedih dengan saat kita merasa senang.
- Language atau bahasa, yaitu ketidakpahaman terhadap
bahasa atau istilah-istilah tertentu antara satu orang dengan yang lain.
- Silence, yaitu tidak adanya komunikasi
- Communcation apprehention, yaitu ketakutan/kecemasan
seseorang untuk berkomunikasi
- Lying, atau berbohong.
PENYEBAB
Selama ada sekelompok orang, akan ada konflik. Mari kita lihat apa penyebab miskomunikasi di tempat kerja:
- Non-cooperative
- Tidak ada kerja sama antar karyawan, atau manajemen dan karyawan, dan
yang menimbulkan miskomunikasi di tempat kerja.
- No
Feedback
- Tidak ada komunikasi yang efektif dengan cara memberikan feedback untuk
yang lain. Yang ada hanyalah mengundang miskomunikasi di tempat kerja.
- Kritik
- Ada banyak kritik dan fitnah di antara staf. The blame is placed on
others and therefore there is mistrust and lack of confidence in others.
Kesalahan ditempatkan orang lain dan oleh karena itu ada ketidakpercayaan
dan kurangnya kepercayaan pada orang lain.
- Ancaman
favoritisme - Ada kepercayaan umum bahwa beberapa ada orang yang sedang
diberi preferensi lebih dari yang lain. Dan ini mengarah pada penurunan
niat bekerja.
Ini adalah beberapa contoh miskomunikasi di tempat kerja. Terdapat beberapa alasan lain yang menyebabkan miskomunikasi di tempat kerja. Salah satu contoh yang paling umum miskomunikasi di tempat kerja adalah ketika sebuah pesan penting disampaikan melalui seseorang, tidak dengan berkomunikasi secara langsung. Dan jika mereka gagal untuk menyampaikannya secara efektif, otomatis menyebabkan konflik dan dengan demikian menyebabkan miskomunikasi di tempat kerja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar