Gaya tokoh kepemimpinan BJ.Habiebie tidak dipermasalahkan lagi bahwa,BJ Habibie memang seorang idealis yang dengan keras kepala tidak mau beranjak dari citranya mengenal Indonesia modern dan cara mencapainya. Ia seorang romantikus yang dengan penuh gairah menyambut semua taji tangan dalam hidupnya. Ia tahu bagaimana rasanya bersendiri dalam menuju perjalanan yang benar. Nasionalismenya terwujud dalam sajak, karangan dan perbuatannya. Habibie adalah ilmuwan yang cemerlang yang selalu bertanya kalau tidak tahu, selalu ingin mendalami segala sesuatu sampai ke akar-akarnya, dan selalu bingung menghadapi omong kosong. Ia seorang pemimpin yang mampu membakar semangat ribuan orang muda di dalam dan diluar badan organisasi yang dipimpinnya. Bahwa,BJ Habibie juga sorang pekerja keras, orang polos yang tidak tahan pada keruwetan yang dibuat-buat, suka menolong orang lain, tahu membayar hutang budi, taat pada agama, suami dan ayah penuh kasih sayang, dan nasionalis dalam arti cinta tanah air. BJ Habibie seorang yang perfeksionis yang heran melihat orang yang tidak berusaha mencapai yang sesempurna mungkin dan dengan tabiat yang details selalu memperhatikan sampai yang kecil-kecil. Ia juga seorang manajer yang baik, yang tahu menentukan sasaran strategis maupun menentukan untung rugi tindakan-tindakan operasional yang mendetail. Gaya kepemimpinan seseorang juga dibentuk oleh watak dan lingkungan kita patut heran kalau BJ Habibie sepenuhnya mengikuti gaya kepemimpinan raja-raja melayu dalam melaksanakan pekerjaan, lebih masuk akal ia lebih menghayati dan menerapkan prinsip-prinsip yang berlaku di dalam industri modern. Mengetahui BJ Habibie details dan perfeksionis, kita tidak heran bahwa di
dalam bekerja ia menganut prinsip
bahwa, “ Mutu keseluruhannya ditentukan oleh mutu setiap detail, dan karena itu ia menghendaki ditekuninya
segala sesuatu sampai ke detail-detailnya yang paling kecil dan dilakukannya
upaya mencapai kesempurnaan yang setinggi
mungkin. Kesempurnaan tidak datang dengan sendirinya. Kesempurnaan harus
diupayakan. Kesempurnaan harus dinilai. Proses dan hasil pekerjaan harus selalu
diawasi.
Maka lahirlah prinsip; “ Percaya itu baik tetapi
mengecek lebih baik lagi.”
Mengecek,
itu tidak ada hubungannya dengan sikap terhadap
perorangan. Mengecek menyangkut tanggung jawab atas pekerjaan dan perbuatan
semua anggota sistem kerja terhadap hasil kerja keseluruhan sistem. Maka saling
mengecek merupakan hal yang wajar. Karena itu BJ Habibie sangat mementingkan
pengawasan, termasuk pengawasan atasan langsung terhadap bawahannya.
Tiga Landasan Perilaku BJ. Habiebie :
1.Sandaran kekuatan rohani. Salah satu hal yang menonjol dari BJ Habibie adalah
sifat keberagamaannya yang kental. BJ Habibie meyakini apa pun yang terjadi
adalah kehendak Tuhan, walaupun kadang-kadang bertentangan dengan kehendak
manusia. 2.Kekuasaan adalah amanah. Salah satu yang mendasari prilaku
kepemimpinan
BJ Habibie adalah pemahamannya
tentang ”kekuasaan”. Menurut BJ Habibie
kekuasaan bukanlah tujuan, melainkan
sarana perjuangan atau pengabdian kepada bangsa dan negara. Kekuasaan adalah
amanah yang harus ditunaikan dengan baik, demi kepentingan rakyat dalam arti
yang sebenarnya.
3.Inner dialog. Terbawa dari kebiasaanya sebagai seorang
insinyur, yang harus memperhitungkan dengan terperinci segala sesuatunya. Pemikiran beliau sangat rasional dan
tidak mudah dipengaruhi oleh orang lain. Senada dengan yang diungkapkan oleh
Dr. Indria Samego (Dewan Direktur CIDES) yaitu: “ Visi misi dan
strategi kepemimpinan Presiden B.J Habibie,terkait erat dengan latar belakang
pribadinya. Dia seorang yang sangat rasional di dalam menghadapi suatu
persoalan. Menurut saya, banyak persoalan yang ia selesaikan lebih
mengedepankan rasionalitas, kadangkala membuat orang terkaget-kaget dan tak
mengerti. Karena itu, pada waktu Soeharto masih berkuasa B.J Habibie mengakui,
Soeharto adalah guru besarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar